djourno.id – Tepat satu tahun sudah Bahlil Lahadalia memimpin Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sejak dilantik pada 19 Agustus 2024.
Dalam kurun waktu itu, ia telah menorehkan jejak gemilang, menggerakkan sektor energi dan sumber daya mineral menuju kedaulatan nasional yang mandiri, berkelanjutan, dan berpihak pada rakyat.
Dengan latar belakang sebagai pengusaha sukses dan mantan Menteri Investasi, Bahlil membawa semangat transformasi yang menginspirasi, menjadikan Indonesia sebagai kekuatan energi global yang disegani.
Dari Papua ke Panggung Nasional
Bahlil Lahadalia, putra Papua, adalah simbol ketangguhan dan semangat pantang menyerah. Lahir pada 7 Agustus 1976, ia pernah merasakan kerasnya kehidupan sebagai penjual kue, kondektur angkot, hingga sopir angkutan umum saat masih duduk di bangku SMA.
Perjalanan hidupnya dari bawah ke puncak kekuasaan adalah narasi yang menggugah, membuktikan bahwa kerja keras dan visi besar dapat mengubah nasib.
Setelah menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay, Jayapura, Bahlil membangun karier bisnis melalui PT Rifa Capital dan anak usahanya, PT Bersama Papua Unggul.
Kesuksesannya sebagai pengusaha membawanya menjadi Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2015–2019, di mana ia memperluas jaringan dan pengaruhnya di dunia bisnis dan politik.
Peran kuncinya dalam kampanye Presiden Joko Widodo pada 2019 membuka jalan baginya menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Menteri Investasi, sebelum akhirnya dipercaya sebagai Menteri ESDM.
Kisah Bahlil bukan hanya tentang keberhasilan pribadi, tetapi juga tentang komitmennya untuk membawa perubahan bagi masyarakat.
“Saya tahu bagaimana rasanya berjuang dari bawah. Itulah mengapa saya ingin memastikan manfaat sumber daya kita dirasakan oleh rakyat kecil,” ujarnya dalam salah satu wawancara.
Narasi ini menjadi pilar utama kepemimpinannya, menjadikan kebijakan-kebijakannya di Kementerian ESDM sarat dengan semangat pemerataan dan keadilan sosial.
Transformasi Energi: Fondasi untuk Masa Depan Indonesia
Satu tahun kepemimpinan Bahlil di Kementerian ESDM ditandai dengan langkah-langkah berani untuk memperkuat kedaulatan energi Indonesia.
Dengan visi “Indonesia Tuan di Negeri Sendiri,” ia mendorong hilirisasi mineral sebagai pilar utama untuk menciptakan nilai tambah ekonomi. Dalam 12 bulan, Bahlil telah menggerakkan sektor energi dan sumber daya mineral dengan pencapaian yang mencuri perhatian.
- Percepatan Hilirisasi: Dari Bahan Mentah ke Industri Bernilai Tinggi
Bahlil memandang hilirisasi sebagai kunci untuk menjadikan Indonesia pusat industri global. Fokusnya pada mineral strategis seperti nikel, tembaga, dan bauksit telah menghasilkan terobosan nyata.
Dalam setahun, 12 smelter baru mulai beroperasi di berbagai wilayah, menyerap ribuan tenaga kerja lokal dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Salah satu keberhasilan terbesar adalah proyek ekosistem industri baterai listrik berbasis nikel di Karawang, yang diklaim sebagai yang terbesar di Asia Tenggara. Proyek ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok kendaraan listrik, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru di daerah.
“Kita tidak boleh lagi hanya menjadi pengekspor bahan mentah. Nikel, tembaga, bauksit harus menjadi produk bernilai tinggi yang menggerakkan ekonomi nasional,” tegas Bahlil. Dengan cadangan nikel Indonesia yang mencapai 40–45% dari total dunia, visinya untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat industri baterai dunia kini semakin nyata.
- Lonjakan Kendaraan Listrik: Menuju Transportasi Berbasis Energi Bersih
Bahlil juga menjadi motor penggerak percepatan adopsi kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Dalam setahun terakhir, penjualan kendaraan listrik melonjak hingga 40% berkat insentif yang ramah masyarakat, seperti potongan pajak dan subsidi pembelian.
Program ini tidak hanya mendukung transisi energi bersih, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. “Masa depan transportasi kita harus hijau. Kendaraan listrik adalah langkah nyata menuju Indonesia yang lebih bersih dan mandiri,” ujarnya.
Langkah ini didukung oleh pengembangan infrastruktur pengisian daya (charging stations) yang kini telah mencapai lebih dari 1.000 unit di seluruh Indonesia, dengan target 2.500 unit pada akhir 2026. Inisiatif ini telah menginspirasi generasi muda untuk beralih ke moda transportasi yang ramah lingkungan, sekaligus membuka peluang usaha baru di sektor teknologi energi.
- Energi Baru Terbarukan: Menyalakan Desa, Membangun Harapan
Komitmen Bahlil pada energi baru terbarukan (EBT) menjadi salah satu capaian yang paling diapresiasi. Dalam setahun, bauran energi terbarukan meningkat dari 13,1% menjadi 16,5%, mendekati target nasional 19% pada 2025. Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), panas bumi (PLTP), dan hidro dipercepat, dengan total kapasitas tambahan 377 MW dari proyek-proyek di 15 provinsi.
Salah satu program unggulan adalah Desa Mandiri Energi, yang kini telah menjangkau lebih dari 200 desa di pelosok Indonesia. Melalui pemanfaatan sumber daya lokal seperti mikrohidro, biomassa, dan tenaga surya, desa-desa ini kini memiliki akses listrik yang stabil, mengubah kehidupan masyarakat di daerah terpencil.
“Listrik bukan hanya soal penerangan, tetapi juga soal martabat. Kami ingin setiap desa di Indonesia merasakan manfaat energi,” kata Bahlil dengan penuh semangat.
- Stabilitas Energi: Menjaga Keseimbangan untuk Rakyat
Di tengah fluktuasi harga minyak dunia, Bahlil berhasil menjaga stabilitas pasokan energi nasional. Produksi minyak nasional mencapai 608 ribu barel per hari pada Semester I-2025, melampaui target APBN untuk pertama kalinya sejak 2008. Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan Bahlil dalam mengoptimalkan sektor hulu migas, sekaligus memastikan subsidi energi tersalurkan secara tepat sasaran.
Program konversi LPG ke kompor listrik juga menjadi langkah visioner. Dengan pendekatan yang terukur, Bahlil memperluas program ini tanpa mengorbankan kenyamanan masyarakat. Ribuan rumah tangga kini mulai beralih ke kompor listrik, mengurangi ketergantungan pada LPG impor dan mendukung penggunaan energi bersih.
- Pemerataan Ekonomi: Memberdayakan UMKM dan Daerah
Bahlil tidak hanya fokus pada proyek besar, tetapi juga pada pemerataan ekonomi. Melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025, ia membuka peluang bagi UMKM, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan koperasi untuk mengelola sumur minyak tua.
Kebijakan ini telah menciptakan lapangan kerja baru dan menggerakkan perekonomian lokal di berbagai daerah. “Kue ekonomi harus dibagi rata. Daerah penghasil sumber daya harus menjadi yang pertama merasakan manfaatnya,” ujarnya.
Inisiatif ini sejalan dengan semangat Bahlil untuk mewujudkan keadilan sosial, sebagaimana terkandung dalam sila kelima Pancasila. Dengan memberdayakan pelaku ekonomi lokal, ia memastikan bahwa manfaat sumber daya alam tidak hanya dinikmati oleh segelintir pihak, tetapi juga oleh masyarakat di tingkat akar rumput.
Visi Masa Depan: Indonesia sebagai Kekuatan Energi Global
Bahlil Lahadalia memiliki impian besar: menjadikan Indonesia sebagai kekuatan energi global yang mandiri dan berkelanjutan. Ia berkomitmen untuk mempercepat implementasi biodiesel B40 pada 2025 dan mendorong pembangunan PLTS dengan target kapasitas 100 GW.
Dalam jangka panjang, ia menargetkan pencapaian Net Zero Emission pada 2060, sejalan dengan komitmen global untuk mengatasi perubahan iklim.
Di tengah tekanan geopolitik, seperti kampanye “nikel kotor” dari pihak asing, Bahlil menunjukkan keteguhan. “Kami tidak akan mundur sejengkal pun.
Nikel adalah aset bangsa, dan kami akan memastikan manfaatnya untuk rakyat Indonesia,” tegasnya. Dengan pendekatan yang tegas namun diplomatis, ia terus memperjuangkan posisi Indonesia di panggung internasional.
Warisan Seorang Visioner
Satu tahun kepemimpinan Bahlil Lahadalia di Kementerian ESDM adalah perjalanan penuh inspirasi.
Dari anak daerah yang merintis karier dari bawah, ia kini menjadi penggerak transformasi energi nasional. Dengan pencapaian di bidang hilirisasi, energi terbarukan, dan pemerataan ekonomi, Bahlil telah menyalakan harapan baru bagi Indonesia.
Ke depan, tantangan masih menanti, dari tekanan geopolitik hingga kebutuhan untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas.
Namun, dengan semangat pantang menyerah dan visi yang jelas, Bahlil Lahadalia siap memimpin Indonesia menuju masa depan energi yang cerah.
Ia bukan hanya seorang menteri, tetapi juga seorang visioner yang membuktikan bahwa dengan kerja keras dan keberanian, Indonesia dapat menjadi tuan di negeri sendiri—sebuah warisan yang akan dikenang oleh generasi mendatang.