Jakarta, Djourno.id — Sejak dilantik sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan pada 21 Oktober 2024, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tampak bergerak cepat mendorong pembangunan infrastruktur strategis dan reforma agraria. Didukung latar belakang militer, pendidikan tinggi, dan pengalaman politik, AHY membawa pendekatan transformasional, menekankan konektivitas, pemerataan, dan pembangunan berkelanjutan.
Evaluasi kinerja AHY hingga Juli 2025 berdasar tiga indikator utama:
- Capaian Program
Reforma Agraria dan PTSL: Sebagai Menko sekaligus eks-Menteri ATR/BPN, AHY mempercepat Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Di Sulawesi Tengah, target 5.494 bidang tanah tercapai 95,56% (4.797 bidang), termasuk penyerahan simbolis 160 sertifikat di Donggala pada 9 Juli 2025 .
Infrastruktur Konektivitas: Pembangunan Pelabuhan Donggala diperkuat melalui koordinasi kerja lapangan AHY pada Juli 2025, sebagai upaya meningkatkan distribusi daerah terpencil .
Program Trans Tuntas: Diluncurkan 18 Juni 2025, program ini menyerahkan 1.120 Sertifikat Hak Milik bagi warga transmigran, memperkuat fondasi ekonomi dan legalitas wilayah baru .
Skor ukur: 8,5/10 – validasi signifikan pada PTSL dan infrastruktur, meski koordinasi di wilayah 3T masih terkendala.
- Inovasi
AHY mengedepankan kepemimpinan transformasional, seperti tertuang dalam disertasi doktoralnya di Universitas Airlangga (Oktober 2024), yang menekankan birokrasi adaptif dan kearifan lokal.
Mendorong optimalisasi infrastruktur digital dan lingkungan, seperti rencana peningkatan kapasitas IPAL Losari di Makassar (masih 10%) .
Memperluas kemitraan global, termasuk kolaborasi dengan Belanda untuk infrastruktur tahan iklim dan kawasan perkotaan .
Skor inovasi: 8/10 – ide dan kemitraan solid, tetapi butuh skalabilitas lebih besar.
- Dampak Sosial‑Ekonomi
Peningkatan kesejahteraan: Penyerahan sertifikat tanah memberikan kepastian hukum dan akses modal, terutama di Donggala .
Konektivitas & pemerataan: Pelabuhan Donggala memperluas distribusi komoditas daerah. Survei The Republic Institute (Jan 2025) menempatkan tingkat kepuasan publik AHY pada posisi 70,8%, tertinggi di antara para Menko .
Visi Indonesia Emas 2045: Kebijakan AHY selaras dengan arah jangka panjang nasional, meskipun konektivitas wilayah 3T masih butuh investasi ekstra.
Skor sosial-ekonomi: 8/10 – teruji dampak nyata, namun pemerataan masih dalam proses.
Skor Kinerja Keseluruhan: 8.2/10
AHY menunjukkan performa solid lewat percepatan sertifikasi tanah, penyediaan infrastruktur strategis, dan peluncuran program inklusif. Pendekatannya yang visioner dan kolaboratif mendukung visi Indonesia Emas 2045. Meski demikian, wilayah terpencil masih memerlukan kerja ekstra melalui koordinasi aktif dan alokasi sumber daya yang lebih besar.
Rekomendasi untuk Penguatan:
- Percepat konektivitas 3T – tingkatkan infrastruktur digital/logistik lewat pendanaan khusus.
- Koordinasi lintas kementerian – tingkatkan sinergi program melalui forum koordinasi rutin.
- Pemberdayaan lokal – libatkan masyarakat dalam perencanaan agar solusi lebih kontekstual dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Dengan rekam jejak nyata—seperti PTSL di Sulawesi Tengah, program Trans Tuntas, dan pembangunan Pelabuhan Donggala—AHY tampil sebagai sosok yang kredibel dan progresif dalam percepatan infrastruktur dan reforma agraria. Visi panjangnya mendukung arah pembangunan nasional yang inklusif. Ke depan, tantangan utama adalah memastikan percepatan manfaat hingga ke wilayah 3T melalui kolaborasi intensif dan komitmen investasi yang berkelanjutan.