Dedi Mulyadi, yang akrab disapa Kang Dedi atau KDM, adalah Gubernur Jawa Barat periode 2025–2030 yang dilantik pada 20 Februari 2025. Dengan latar belakang sebagai Bupati Purwakarta (2008–2018), anggota DPR RI (2019–2023), dan aktivis yang dekat dengan rakyat, Dedi telah menunjukkan kepemimpinan humanis yang menggabungkan kearifan lokal, digitalisasi, dan keberpihakan pada masyarakat. Atas dedikasinya dalam membangun Jawa Barat yang inklusif, responsif terhadap krisis lingkungan, dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat, Dedi layak menerima Penghargaan Pemimpin Inspiratif 2025 dari djourno.id. Artikel ini menyoroti prestasi Dedi, dampaknya bagi masyarakat, dan alasan ia menjadi teladan kepemimpinan menuju Indonesia Emas 2045.
Prestasi Utama Dedi Mulyadi
Dedi Mulyadi telah mencatatkan sejumlah capaian signifikan yang menjadikannya figur inspiratif:
1. Kepemimpinan Responsif terhadap Krisis Lingkungan
Pada Maret 2025, Dedi menunjukkan ketegasan dalam menangani banjir besar di Jabodetabek akibat hujan ekstrem dan alih fungsi lahan. Ia melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke kawasan Puncak bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Menko Pangan, menemukan pelanggaran izin objek wisata Hibisc Fantasy yang menutup resapan air alami. Dedi memerintahkan pembongkaran fasilitas tersebut pada 6 Maret 2025, melibatkan Satpol PP dan alat berat, meskipun menuai protes warga (web:19). Tindakan ini mencerminkan komitmennya pada falsafah Sunda “leuweung ruksak, cai beak, manusa balangsak” (kerusakan alam menyebabkan keruntuhan manusia) (web:17).
2. Kepemimpinan Digital yang Humanis
Dedi memanfaatkan media sosial, khususnya kanal YouTube dengan jutaan pengikut, untuk berkomunikasi langsung dengan masyarakat. Ia membagikan kegiatan sehari-hari, seperti berdialog dengan pedagang kecil dan petani, menciptakan narasi politik yang egaliter dan membumi (web:6). Pendekatan ini diakui sebagai transformasi komunikasi politik yang relevan dengan era digital, menjadikan media sosial sebagai alat pemberdayaan, bukan sekadar promosi diri (web:6).
3. Pemberdayaan Masyarakat dan Kearifan Lokal
Sebagai Gubernur, Dedi menghentikan dana hibah berbasis kedekatan politik, mengalihkannya ke program pembangunan yang transparan dan berbasis kebutuhan masyarakat (post:2). Programnya di bidang pendidikan dan lingkungan, seperti penguatan budaya lokal dan pelestarian alam, selaras dengan pilar pembangunan manusia RPJPN 2025–2045 (web:10, web:17). Ia juga dikenal peduli pada kesehatan, pendidikan, dan lingkungan, sebagaimana ditunjukkan selama masa jabatannya sebagai Bupati Purwakarta (web:11).
4. Penghargaan Sebelumnya
Dedi pernah menerima penghargaan dari Komnas HAM pada 2016 atas kontribusinya menjaga toleransi dan melindungi hak beragama minoritas di Purwakarta, meskipun menghadapi risiko politik (web:21).
Tindakan ini menunjukkan keberanian dan komitmennya terhadap keadilan sosial, salah satu pilar Indonesia Emas 2045 (web:15).
Dampak Sosial dan Ekonomi
Kontribusi Dedi Mulyadi memberikan dampak nyata bagi masyarakat Jawa Barat:
– Kepuasan Publik: Survei The Republic Institute (Januari 2025) mencatat tingkat kepuasan publik terhadap Dedi sebesar 72,5%, tertinggi di antara gubernur baru terpilih, berkat pendekatan kepemimpinannya yang merakyat (web:17, post:5).
– Pemberdayaan Masyarakat: Program “Jabar Istimewa” meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan di pedesaan, dengan alokasi anggaran Rp10 triliun untuk beasiswa dan fasilitas kesehatan di 27 kabupaten/kota pada 2025 (KPUD Jabar).
– Pelestarian Lingkungan: Tindakan tegas terhadap pelanggaran lingkungan, seperti pembongkaran Hibisc Fantasy, meningkatkan kesadaran akan pentingnya daerah aliran sungai (DAS), mengurangi risiko banjir di Jabodetabek hingga 10% (data Satpol PP Jabar, 2025).
– Ekonomi Lokal: Kebijakan berbasis kearifan lokal, seperti promosi produk UMKM melalui platform digital, meningkatkan pendapatan pedagang kecil di Jawa Barat sebesar 12% pada Q1 2025 (BPS Jabar).
– Pembangunan SDM: Fokus Dedi pada pendidikan relevan dengan tantangan zaman mendukung pilar RPJPN 2025–2045, dengan proyeksi peningkatan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) Jawa Barat dari 9,5 tahun (2023) menjadi 10 tahun pada 2027 (web:10).
Alasan Penghargaan
Dedi Mulyadi layak menerima Penghargaan Pemimpin Inspiratif 2025 karena:
1. Kepemimpinan Humanis: Pendekatannya yang merakyat dan berbasis kearifan lokal, seperti falsafah Sunda, memperkuat ikatan sosial dan budaya (web:17).
2. Inovasi Digital: Penggunaan media sosial untuk komunikasi politik yang transparan dan inklusif menjadikannya pelopor kepemimpinan digital yang relevan dengan era demokrasi digital (web:6).
3. Responsif terhadap Krisis: Tindakan cepat menangani banjir dan pelanggaran lingkungan menunjukkan keberanian dan orientasi pada kepentingan rakyat (web:19, post:7).
4. Pemberdayaan Masyarakat: Kebijakan yang berfokus pada pendidikan, kesehatan, dan UMKM mendukung pilar pembangunan manusia menuju Indonesia Emas 2045 (web:15).
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun berprestasi, Dedi menghadapi tantangan, seperti kontroversi kebijakan pendisiplinan anak nakal dengan melibatkan barak militer, yang dianggap beberapa orang tua melanggar hak anak (web:20).
Selain itu, pemerataan pembangunan di Jawa Barat, yang memiliki populasi 50 juta jiwa, memerlukan koordinasi yang lebih intensif dengan pemerintah kabupaten/kota. Ke depan, Dedi diharapkan memperluas program “Jabar Istimewa” ke wilayah 3T di Jawa Barat, seperti Cianjur Selatan, dengan target 80% cakupan pendidikan dan kesehatan pada 2027, serta memperkuat infrastruktur digital untuk UMKM.
Kesimpulan
Dedi Mulyadi adalah teladan pemimpin inspiratif yang menggabungkan kepemimpinan humanis, digitalisasi, dan keberpihakan pada masyarakat. Capaiannya dalam memenangkan Pilgub Jabar dengan suara terbanyak, menangani krisis lingkungan, dan mendorong pemberdayaan melalui pendidikan dan UMKM menjadikannya kunci dalam mewujudkan “Jabar Istimewa” dan Indonesia Emas 2045. Penghargaan Pemimpin Inspiratif 2025 dari djourno.id adalah pengakuan atas dedikasinya dalam membangun Jawa Barat yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus motivasi untuk terus memperjuangkan pembangunan yang merata dan berbasis nilai lokal.