Retret Kadin di Magelang: Ketika Pengusaha Ditempa Menjadi Patriot Ekonomi Bangsa

- Penulis

Sabtu, 9 Agustus 2025 - 06:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

djourno.id—Di bawah langit biru Magelang yang berbalut semangat kebangsaan, sebuah babak baru dalam sejarah dunia usaha Indonesia terukir.

Pada 8-10 Agustus 2025, untuk pertama kalinya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggelar retret di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah.

Bukan sembarang pertemuan, retret ini adalah perjalanan jiwa yang menyatukan lebih dari 200 pengusaha papan atas  dalam sebuah misi mulia: menempa pengusaha berjiwa pejuang untuk mengokohkan perekonomian Indonesia.

Di tengah aroma rumput lapangan Akmil dan gemuruh disiplin militer, mereka belajar bahwa bisnis bukan hanya soal keuntungan, tetapi juga tentang hati yang berdetak untuk kejayaan bangsa.

 

Panggilan dari Hambalang

Cerita ini bermula dari sebuah undangan istimewa. Pada 7 Agustus 2025, di kediaman Presiden Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, sekitar 230 anggota Kadin berkumpul.

Suasana penuh wibawa namun hangat. Di hadapan para pengusaha, didampingi menteri-menteri seperti Rosan Roeslani (Investasi dan Hilirisasi) dan Bahlil Lahadalia (ESDM), Presiden Prabowo menyampaikan visi besarnya.

“Ekonomi Indonesia harus tumbuh 8 persen. Dunia usaha adalah tulang punggungnya. Saya ingin kalian menjadi pengusaha yang disiplin, nasionalis, dan memiliki semangat juang,” tegasnya, dengan sorot mata yang penuh keyakinan.

Arahan ini bukan sekadar kata-kata, tetapi sebuah panggilan untuk menyatukan langkah antara pemerintah dan pelaku bisnis demi Indonesia Emas.

Para pengusaha mendengarkan dengan hati terbuka. Mereka menyadari, tantangan global seperti fluktuasi ekonomi, persaingan pasar, dan ketidakpastian dunia menuntut lebih dari sekadar strategi bisnis biasa.

Diperlukan jiwa pejuang—mental baja yang lahir dari disiplin, keberanian, dan cinta tanah air.

Arahan Presiden Prabowo menjadi nyala api yang membakar semangat mereka, seolah-olah mengingatkan bahwa setiap kontrak bisnis, setiap investasi, adalah bagian dari perjuangan membangun bangsa.

 

Perjalanan Menuju Magelang

Keesokan harinya, perjalanan menuju Magelang dimulai dengan penuh simbolisme. Para pengusaha, yang biasa bepergian dengan jet pribadi atau mobil mewah, kali ini naik pesawat Hercules dari Bandara Halim Perdanakusuma menuju Bandara Adisutjipto, Yogyakarta.

Dari sana, mereka melanjutkan perjalanan darat menuju Akmil, Magelang, dengan pengawalan ketat 937 personel gabungan dari Polresta dan Polres Magelang Kota.

Perjalanan ini bukan sekadar logistik, tetapi sebuah metafora: mereka sedang melangkah ke medan baru, meninggalkan zona nyaman demi menempa diri menjadi lebih kuat.

Sesampainya di Akmil, suasana berubah. Gedung-gedung megah kantor digantikan oleh lapangan hijau dan barak sederhana.

Di sini, para pengusaha tak lagi hanya berbicara tentang laba dan rugi, tetapi menyerap nilai-nilai kebangsaan dari Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

“Kami belajar disiplin, keberanian, dan gotong royong. Ini bukan hanya soal bisnis, tetapi bagaimana kami bisa berkontribusi untuk bangsa,” ujar Anindya Bakrie, Ketua Umum Kadin, dengan nada penuh semangat.

Retret ini, katanya, dirancang untuk melahirkan “pengusaha pejuang” yang siap menghadapi tantangan ekonomi dengan mental militan.

 

Menyemai Jiwa Pejuang

Di Akmil, hari-hari dipenuhi aktivitas yang menggugah. Para peserta, yang biasanya disibukkan oleh rapat direksi dan negosiasi bisnis, kini mengikuti pembekalan tentang wawasan kebangsaan, kepemimpinan, dan ketahanan nasional.

Mereka belajar bagaimana semangat juang seorang prajurit bisa diterjemahkan ke dunia usaha: disiplin dalam menjalankan strategi, keberanian dalam mengambil risiko, dan gotong royong dalam membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan.

“Retret ini mengubah cara pandang saya. Bisnis bukan hanya tentang saya, tetapi tentang bagaimana saya bisa memberi dampak bagi masyarakat,” ungkap salah seorang peserta.

 

Wakil Ketua Umum Kadin, Andi Yuslim Patawari, menambahkan bahwa retret ini bukan sekadar acara seremonial. “Ini tentang membentuk karakter. Jiwa korsa yang kami pelajari di sini akan menjadi fondasi keberlanjutan dunia usaha. Kami ingin pengusaha tidak hanya sukses, tetapi juga memiliki hati untuk bangsa,” katanya.

Di tengah sesi-sesi pembekalan, para pengusaha juga menyusun program “quick win” yang selaras dengan visi pemerintah, seperti Program Makan Bergizi Gratis, Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Gotong Royong, peningkatan kemampuan tenaga kerja, dan pembangunan rumah layak huni yang terjangkau.

Baca Juga:  Kementerian Haji dan Umrah: Awal Wacana dan Jalan Panjang Perbaikan Tata Kelola

Program-program ini bukan hanya janji, tetapi komitmen nyata untuk menggerakkan roda ekonomi dari akarnya.

 

Magelang: Titik Awal Transformasi

Magelang, kota kecil yang kini menjadi saksi sejarah, bukan hanya latar belakang acara ini, tetapi juga simbol harapan.

Wali Kota Magelang, Damar Prasetyono, menyambut rombongan dengan antusiasme. “Kehadiran Kadin di sini adalah anugerah. Kami berharap para pengusaha melihat potensi Magelang sebagai destinasi investasi. Ini bisa menggerakkan ekonomi lokal dan membawa manfaat besar bagi masyarakat,” ujarnya, sembari menunjukkan keramahan khas kota yang dikelilingi pegunungan ini.

Retret ini, baginya, adalah peluang untuk menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat ekonomi daerah.

Lebih dari itu, Magelang menjadi panggung di mana dunia usaha dan semangat kebangsaan bersatu. Para pengusaha diajak untuk melihat Indonesia tidak hanya sebagai pasar, tetapi sebagai tanah air yang harus dijaga dan dibangun bersama.

“Kami ingin dunia usaha menjadi lokomotif kemajuan bangsa. Retret ini adalah titik awal untuk membangun sinergi yang lebih kuat dengan pemerintah,” kata Anindya Bakrie, dengan suara yang penuh keyakinan.

 

Dampak yang Menggema

Retret ini bukan akhir, tetapi awal dari transformasi besar. Dampaknya diharapkan melampaui tiga hari di Magelang.

Pertama, retret ini memperkuat karakter pengusaha Indonesia. Nilai-nilai seperti disiplin, keberanian, dan nasionalisme yang ditanamkan di Akmil diharapkan menjadi fondasi baru dalam menjalankan bisnis.

“Kami pulang dengan semangat baru. Bisnis kami harus memberi manfaat, bukan hanya untuk kami, tetapi untuk rakyat,” ujar peserta lainnya.

Kedua, retret ini membuka peluang investasi di daerah. Magelang, sebagai tuan rumah, berharap menjadi magnet bagi para pengusaha untuk menanamkan modal, menciptakan lapangan kerja, dan menggerakkan ekonomi lokal.

Kolaborasi dengan Badan Promosi Investasi Daerah (BPI) Danantara menjadi salah satu langkah strategis untuk mewujudkan hal ini.

Ketiga, retret ini mempererat sinergi antara Kadin dan pemerintah. Dengan mendukung program-program strategis seperti Makan Bergizi Gratis dan rumah layak huni, Kadin menunjukkan komitmennya sebagai mitra pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.

 

Harapan untuk Indonesia Emas

Di balik gemerlap acara ini, ada mimpi besar: Indonesia yang makmur, adil, dan sejahtera.

Kadin, sebagai organisasi pengusaha terbesar di Indonesia, diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi nasional.

Program-program yang disusun selama retret—dari pemberian makanan bergizi hingga pelatihan tenaga kerja—adalah langkah nyata untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan.

“Kami ingin dunia usaha tidak hanya menciptakan keuntungan, tetapi juga keadilan sosial,” kata Anindya Bakrie, dengan nada yang penuh harap.

Retret ini juga menjadi pengingat bahwa tantangan global, seperti ketidakpastian ekonomi dan persaingan pasar, hanya bisa dihadapi dengan semangat gotong royong.

Kadin diharapkan terus menjalin kemitraan dengan pemerintah, menciptakan iklim bisnis yang kondusif, dan menarik investasi asing tanpa melupakan akar nasionalisme.

“Kami ingin pengusaha Indonesia dikenal bukan hanya karena kesuksesan bisnisnya, tetapi juga karena kontribusinya untuk bangsa,” tambah Andi Yuslim Patawari.

Ketika matahari terbenam di lapangan Akmil, para pengusaha ini pulang dengan hati yang bergetar.

Mereka bukan lagi sekadar pengusaha, tetapi pejuang ekonomi yang siap mengorbankan kenyamanan demi kemajuan Indonesia.

Magelang, dengan segala pesonanya, telah menjadi saksi kelahiran semangat baru. Retret ini bukan akhir, tetapi titik awal dari sebuah perjalanan panjang menuju Indonesia Emas.

Di tengah hembusan angin sejuk Magelang, para pengusaha ini membawa pulang lebih dari sekadar kenangan.

Mereka membawa visi, semangat, dan komitmen untuk menjadikan dunia usaha sebagai pilar kekuatan bangsa.

Dengan disiplin seorang prajurit, keberanian seorang pejuang, dan cinta seorang patriot, mereka siap melangkah, mengukir masa depan yang gemilang untuk Indonesia.

Magelang, 2025, telah menyalakan obor. Kini, saatnya obor itu menerangi jalan menuju kejayaan ekonomi Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow WhatsApp Channel djourno.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Potret Kemarahan Publik di Media Sosial ke DPR yang Memicu Gelombang Demonstrasi
Presiden Prabowo Respons Tragedi Affan Kurniawan dengan Keprihatinan dan Janji Keadilan
Malu Noel Ditangkap KPK: Komitmen Prabowo Berantas Korupsi Diapresiasi Publik
Mengurai Kegaduhan DPR: Antara Kekecewaan Publik dan Miskomunikasi
Paradoks Kebijakan Perberasan: Antara Petani, Penggilingan, dan Konsumen
Pembentukan Kementerian Haji dan Umrah: Langkah Berani Atasi Sengkarut Tata Kelola
Mampukah Dasco Kembali Meredam Kemarahan Publik ke DPR?
Harapan di Balik Seruan Bubarkan DPR

Berita Terkait

Jumat, 29 Agustus 2025 - 13:59 WIB

Potret Kemarahan Publik di Media Sosial ke DPR yang Memicu Gelombang Demonstrasi

Jumat, 29 Agustus 2025 - 13:42 WIB

Presiden Prabowo Respons Tragedi Affan Kurniawan dengan Keprihatinan dan Janji Keadilan

Kamis, 28 Agustus 2025 - 15:12 WIB

Malu Noel Ditangkap KPK: Komitmen Prabowo Berantas Korupsi Diapresiasi Publik

Kamis, 28 Agustus 2025 - 09:27 WIB

Mengurai Kegaduhan DPR: Antara Kekecewaan Publik dan Miskomunikasi

Rabu, 27 Agustus 2025 - 12:25 WIB

Pembentukan Kementerian Haji dan Umrah: Langkah Berani Atasi Sengkarut Tata Kelola

Berita Terbaru

Kolom

Warisan Pemikiran Ekonomi Syafruddin Prawiranegara

Jumat, 29 Agu 2025 - 13:28 WIB