Djourno.id – Dalam konteks ambisi Indonesia Emas 2045, kebijakan ekonomi yang inklusif dan berbasis inovasi menjadi kunci untuk mencapai kemakmuran berkelanjutan. Buku The Wealth of Nations 2045: Economic Strategies for Indonesia’s Golden Era (2024) karya Rhenald Kasali, ekonom dan akademisi terkemuka dari Universitas Indonesia, menawarkan pandangan visioner tentang bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya manusia, teknologi, dan kearifan lokal untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang merata. Buku ini relevan dengan kebijakan publik Indonesia pada 2025, khususnya dalam upaya mendorong digitalisasi, hilirisasi industri, dan pemberdayaan UMKM.
Ringkasan Isi Buku
The Wealth of Nations 2045 (terbitan Gramedia Pustaka Utama, 350 halaman) terdiri dari empat bagian utama:
- Fondasi Ekonomi Indonesia: Kasali menganalisis kekuatan Indonesia, seperti bonus demografi (68% populasi usia produktif pada 2025) dan sumber daya alam, serta tantangan seperti kesenjangan regional dan rendahnya produktivitas tenaga kerja.
- Strategi Hilirisasi dan Digitalisasi: Buku ini mengeksplorasi bagaimana hilirisasi industri (misalnya, nikel dan kelapa sawit) dan ekonomi digital dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi. Kasali menyoroti pentingnya ekosistem digital yang inklusif.
- Pemberdayaan UMKM dan Ekonomi Lokal: Penulis menekankan peran UMKM sebagai tulang punggung ekonomi, dengan rekomendasi untuk memperkuat akses modal dan pasar melalui platform digital.
- Visi Indonesia Emas 2045: Kasali mengusulkan cetak biru ekonomi yang berfokus pada pendidikan vokasi, inovasi teknologi, dan kolaborasi lintas sektor untuk mencapai PDB per kapita USD12.000 pada 2045.
Buku ini menggunakan data dari BPS, Bank Dunia, dan studi kasus lokal, seperti keberhasilan Gojek dan Tokopedia, untuk mendukung argumennya, menjadikannya sumber yang kaya dan aplikatif.
Relevansi dengan Kebijakan Publik Indonesia 2025
Buku ini sangat relevan dengan prioritas kebijakan ekonomi Indonesia pada 2025, seperti hilirisasi industri di bawah Menteri Koordinator Airlangga Hartarto, digitalisasi pendidikan melalui Rumah Pendidikan, dan pemberdayaan UMKM melalui Koperasi Desa Merah Putih. Berikut adalah beberapa poin relevansi:
- Hilirisasi Industri
Kasali menyoroti hilirisasi nikel sebagai pendorong ekspor, yang selaras dengan capaian 22 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada 2025, seperti KEK Arun Lhokseumawe (energi) dan KEK Kendal (tekstil). Namun, ia memperingatkan bahwa tanpa pemerataan ke wilayah 3T, manfaat ekonomi akan terkonsentrasi di Jawa, yang saat ini menyumbang 60% investasi nasional (BPS, 2024).
- Digitalisasi Ekonomi
Buku ini memuji pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, yang menguasai 40% pasar ASEAN pada 2022 dengan proyeksi USD130 miliar pada 2025. Kasali menekankan perlunya platform inklusif seperti Rumah Pendidikan untuk mendukung literasi digital, mirip dengan kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang hanya mencapai 15% adopsi di wilayah 3T (Kemendikdasmen, 2024).
- Pemberdayaan UMKM
Kasali menyoroti potensi UMKM, yang menyumbang 61% PDB Indonesia dan 97% tenaga kerja. Program seperti Koperasi Desa Merah Putih dan stimulus Harbolnas 2024 mencerminkan rekomendasinya untuk memperkuat akses pasar UMKM melalui digitalisasi, meskipun birokrasi lokal masih menjadi hambatan.
Wawasan Strategis untuk Indonesia
Berdasarkan ulasan buku, berikut adalah tiga wawasan strategis untuk kebijakan publik Indonesia:
- Pemerataan Hilirisasi melalui KEK Lokal
Kasali merekomendasikan pengembangan KEK berbasis kearifan lokal di wilayah 3T, seperti KEK berbasis kakao di Sulawesi atau perikanan di Maluku. Ini dapat mengurangi kesenjangan regional, dengan proyeksi peningkatan investasi di luar Jawa sebesar 20% dalam tiga tahun jika didukung infrastruktur logistik (Bappenas, 2024).
- Pendidikan Vokasi Berbasis Industri
Buku ini menekankan pentingnya pendidikan vokasi yang selaras dengan kebutuhan industri, seperti coding dan energi terbarukan. Indonesia dapat memperluas program magang BUMN, yang telah melatih 500.000 peserta pada 2025, dengan menargetkan 50% peserta dari wilayah 3T untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja lokal.
- Platform Digital untuk UMKM
Kasali mengusulkan platform digital terintegrasi untuk UMKM, mirip dengan Gojek, untuk mempermudah akses pasar dan pembiayaan. Pemerintah dapat meningkatkan Koperasi Desa Merah Putih dengan fitur e-commerce dan pelatihan digital, menargetkan 70% UMKM terhubung ke pasar daring pada 2027.
Kritik dan Kelemahan Buku
Meskipun visioner, buku ini cenderung optimistis tanpa membahas secara mendalam tantangan birokrasi dan korupsi yang masih menghambat implementasi kebijakan di Indonesia. Selain itu, fokus pada UMKM dan digitalisasi kurang mempertimbangkan sektor informal, yang masih mendominasi ekonomi pedesaan. Analisis tentang pendidikan vokasi juga bisa lebih diperdalam dengan studi kasus lokal.
Kesimpulan
The Wealth of Nations 2045 karya Rhenald Kasali adalah panduan strategis bagi Indonesia untuk mencapai kemakmuran di era digital. Dengan wawasan tentang hilirisasi, digitalisasi, dan pemberdayaan UMKM, buku ini relevan dengan kebijakan ekonomi Indonesia 2025, seperti KEK dan Koperasi Desa Merah Putih. Rekomendasinya untuk pemerataan investasi, pendidikan vokasi, dan platform digital dapat mempercepat transformasi menuju Indonesia Emas 2045. Buku ini penting bagi pembuat kebijakan, akademisi, dan praktisi yang ingin memahami strategi ekonomi berbasis data dan inklusif.