Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian sejak 25 Oktober 2023 dan kembali dilantik dalam Kabinet Merah Putih (2024–2029), telah menunjukkan kepemimpinan luar biasa dalam mempercepat swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia. Dengan latar belakang sebagai pengusaha sukses di Tiran Group, akademisi pertanian, dan inovator dengan lima hak paten, Amran membawa pendekatan berbasis teknologi dan keberpihakan kepada petani. Atas dedikasinya dalam mendorong modernisasi pertanian, ketahanan pangan, dan integritas birokrasi, Amran layak menerima Penghargaan Pemimpin Inspiratif 2025 dari djourno.id. Artikel ini menyoroti prestasi Amran, dampaknya bagi masyarakat, dan alasan ia menjadi teladan kepemimpinan yang berdampak positif.
Prestasi Utama Andi Amran Sulaiman
Amran Sulaiman telah mencatatkan sejumlah capaian signifikan yang menjadikannya figur inspiratif:
1. Percepatan Swasembada Pangan
Amran berhasil membawa Indonesia mencapai swasembada beras pada 2017, 2019, dan 2020 selama periode pertamanya sebagai Menteri Pertanian (2014–2019), yang mengantarkan Presiden Joko Widodo menerima Agricola Medal dari Food and Agriculture Organization (FAO) pada 2024 (web:15). Pada 2025, ia menargetkan swasembada gula kristal putih paling lambat 2026 dan gula rafinasi pada 2028 melalui perluasan lahan tebu dan peningkatan produktivitas dari 4 ton menjadi 8 ton per hektare (web:5, web:9). Produksi beras nasional juga meningkat 5% pada 2024 dibandingkan 2022, didukung oleh modernisasi pertanian (web:8).
2. Modernisasi Pertanian Berbasis Teknologi
Amran memperkenalkan teknologi seperti drone penyemprot pupuk dan alat tanam otomatis, yang meningkatkan efisiensi panen hingga 20% di Jawa Timur (web:8). Program ini mendukung 14 komoditas perkebunan prioritas, termasuk tebu, kelapa sawit, dan kakao, yang berpotensi menjadi tulang punggung ekonomi nasional (web:5). Ia juga memperluas distribusi pupuk bersubsidi sebesar Rp54 triliun untuk 14 juta petani pada 2024, mengurangi keluhan kekurangan pupuk (web:12).
3. Peningkatan Kesejahteraan Petani
Melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah (6%) dan bantuan alat mesin pertanian, Amran meningkatkan pendapatan petani tebu hingga 15% di Jawa Timur (web:5). Ia juga memperkuat akses pasar melalui platform digital, seperti Pasar Mitra Tani, yang menjangkau 500.000 petani pada 2024, meningkatkan margin keuntungan petani hingga 10% (Kementerian Pertanian).
4. Integritas dan Antikorupsi
Amran menegaskan komitmen antikorupsi dengan memastikan birokrasi Kementerian Pertanian bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam pelantikan pejabat eselon II pada Juli 2025, ia menekankan prinsip “tidak boleh memberi, menerima, atau meminta,” mendukung arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memberantas mafia pangan (web:7, web:11). Ia juga melakukan reformasi birokrasi untuk memastikan meritokrasi dan orientasi pada kepentingan rakyat.
5. Diplomasi Pangan Global Amran memperkuat posisi Indonesia sebagai calon lumbung pangan dunia melalui kerja sama dengan FAO dan negara-negara ASEAN, dengan target ekspor komoditas pertanian meningkat 25% pada 2026. Kebijakannya dalam memperluas lahan tanam dan modernisasi pertanian menjadi model yang diakui secara internasional (web:15).
Dampak Sosial dan Ekonomi
Kontribusi Amran Sulaiman memberikan dampak nyata bagi masyarakat: – Ketahanan Pangan: Peningkatan produksi beras dan potensi swasembada gula mengurangi ketergantungan impor pangan sebesar 15% pada 2024 (BPS). – Kesejahteraan Petani: Program pupuk bersubsidi dan KUR Dark Mode- Kepuasan Publik: Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada Januari 2025 menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap Amran sebesar 89,4%, menempatkannya di peringkat kelima menteri dengan kinerja terbaik di Kabinet Merah Putih, mencerminkan apresiasi masyarakat terhadap kebijakannya (web:8). – Pemberdayaan 3T: Amran memperluas program modernisasi pertanian ke wilayah 3T, seperti Kalimantan Timur, dengan target swasembada pangan pada 2026–2027, meningkatkan pendapatan petani lokal sebesar 12% (web:15). – Ekonomi Nasional: Sektor pertanian menyumbang 14% terhadap PDB Indonesia pada 2024, naik dari 13,5% pada 2022, berkat kebijakan hilirisasi komoditas seperti kelapa sawit dan tebu (BPS).
Alasan Penghargaan
Andi Amran Sulaiman layak menerima Penghargaan Pemimpin Inspiratif 2025 karena:
1. Kepemimpinan Berbasis Aksi: Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak memuji Amran sebagai pemimpin yang “kerja gak pake lama,” dengan kunjungan langsung ke petani hingga tiga kali dalam sebulan (web:5, web:9).
2. Inovasi Pertanian: Pengenalan teknologi modern dan fokus pada 14 komoditas prioritas menunjukkan visi strategis untuk ketahanan pangan.
3. Integritas: Komitmennya terhadap antikorupsi memperkuat kepercayaan publik terhadap birokrasi pertanian (web:7, web:11).
4. Dampak Nyata: Peningkatan produksi pangan, kesejahteraan petani, dan pengakuan internasional (Agricola Medal) mencerminkan kepemimpinan yang efektif. Penghargaan sebelumnya, seperti Satyalancana Pembangunan (2007), FKPTPI Award (2011), dan Bintang Mahaputera Adipradana (2020), menegaskan rekam jejak Amran sebagai pemimpin berprestasi (web:13, web:15).
Tantangan dan Harapan ke Depan
Amran menghadapi tantangan seperti dampak El Nino terhadap pola tanam, yang memerlukan penyesuaian program seperti peralihan dari padi ke jagung (web:12). Kesenjangan infrastruktur di wilayah 3T juga menghambat pemerataan modernisasi pertanian. Ke depan, Amran diharapkan memperluas akses teknologi pertanian ke 70% petani di wilayah 3T pada 2027 dan memperkuat kerja sama dengan BRIN untuk inovasi riset pertanian.
Kesimpulan
Andi Amran Sulaiman adalah teladan pemimpin inspiratif yang telah merevolusi sektor pertanian Indonesia melalui swasembada pangan, modernisasi teknologi, dan pemberdayaan petani. Capaiannya dalam meningkatkan produksi beras, menargetkan swasembada gula, dan menjaga integritas birokrasi menjadikannya kunci utama dalam visi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Penghargaan Pemimpin Inspiratif 2025 dari djourno.id adalah pengakuan atas dedikasinya dalam memperkuat ketahanan pangan dan kesejahteraan petani, sekaligus dorongan untuk terus mendorong inovasi dan pemerataan menuju Indonesia Emas 2045.